Rabu, 06 Oktober 2021

Bab II Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman

Pengertian Teks Anekdot

Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.

Ciri-ciri teks Anekdot.

Berikut adalah ciri-ciri teks anekdot:

1. Mampu menghibur dan membuat tertawa.

2. Mengandung kritik halus, tetapi tidak menyinggung pembaca atau pendengar, bahkan orang yang diceritakan.

3. Menjadi media untuk menyampaikan pandangan dan aspirasi positif, tetapi dikemas dengan cara humor.

4. Bisa menginspirasi pembaca atau pendengar dalam menyampaikan protes atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu dengan cara yang tidak vulgar.

5. Memiliki sifat humoris, lucu dan lelucon, tetapi menyindir.

6. Menampilkan tokoh yang dekat dengan sehari-hari atau juga orang penting.


Struktur Teks Anekdot


1. Abstrak

Abstrak menggambarkan isi teks secara umum agar pembaca bisa mendapatkan ilustrasi isi cerita.

2. Orientasi

Orientasi adalah awal kejadian sebuah cerita atau bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama itu bisa terjadi.

3. Krisis

Krisis adalah bagian dari cerita yang menjelaskan tentang pokok masalah utama.

4. Reaksi

Reaksi adalah bagian yang melengkapi sebuah cerita, terutama terkait dengan penyelesaian masalah.

5. Koda

Koda adalah bagian penutup dari cerita dari teks anekdot.

Point 4 dan 5 dapat juga disebut sebagai evaluasi

Contoh Teks Anekdot


Jumat, 27 Agustus 2021

Sudahkah Anda Berdoa Hari Ini?

Sudahkan kita berdoa hari ini? 
Sudah, Alhamdulillah jika sudah, yuk silahkan kita ulang lagi apa yang sudah menjadi doa kita, tambahkan apa yang akan menjadi doa kita, silahkan panjatkan kepada-NYA. Allah tidak sibuk, dalam ke adaan apapun kita, semua doa kita Allah mendengarnya. Sebut namaNYA dalam hati, sampaikan apa yang kita inginkan, yakinlah semua tercapai, berceritalah dengan-NYA, kendala apa yang menurut kita sulit. Mengadu kepada-NYA tak perlu menggunakan suara lisan, dalam kesibukan kita, saya yakin hati ini terbang entah kemana, dari pada hal itu terjadi tanpa arti lebih baik kita mengingat Allah, curhat kepadaNYA, sampaikan keinginan kita. Coba lakukan, bisa? Pasti bisa. 

Sudahkah kita berdoa hari ini?
Belum, jika belum yuk berdoa, sampaikan keinginan kita, pasti kita mempunyai keinginan yang belum tercapai, yuk minta pada NYA, jangan lupa untuk berdoa kepada Allah yah, karena Allah saat ini sedang melihat kita, memperhatikan kita, jangan sampai keinginan kita hanya sebatas cerita dalam kepala. Sampaikan yang kita mau kepadaNYA dan yakinlah apa yang kita mau akan Allah kabulkan. 

Minggu, 30 Mei 2021

Resensi

pernahkah kamu tertarik untuk membaca sebuah buku karena membaca sebuah tulisan yang mengulas secara singkat detail dari isi buku tersebut? Ulasan singkat tersebut itulah yang dinamakan resensi. Apa itu pengertian resensi? Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya, berupa buku, karya seni film dan drama. Yuk, kita pelajari unsur-unsur serta struktur dari resensi selengkapnya.

Unsur-unsur Resensi

Agar dapat dikatakan utuh, terdapat beberapa unsur yang harus ada di resensi, berikut ini adalah unsur-unsurnya.

1. Judul

Judul semestinya harus mempunyai kesinambungan dengan isi resensi. Selain itu, judul yang menarik juga akan memberikan nilai lebih tersendiri.

2. Identitas buku

Penyusunan data buku dapat dilakukan dengan sebagai berikut.

  • Judul buku
  • Pengarang
  • Penerbit
  • Tahun terbit beserta cetakannya
  • Dimensi buku
  • Harga buku

3. Isi resensi buku

Bagian ini berisi tentang sinopsis, yaitu ulasan singkat buku dengan kutipan singkat dan keunggulan serta kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan bahasa yang digunakan.

4. Penutup resensi buku

Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.

Tujuan Resensi
1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku.
2. Memberikan gambaran kepada pembaca secara ringkas.
3. Memberikan masukan kepada penulis.
4. Menguji kualitas buku.
5. Mengetahui latar belakang buku diterbitkan.

Struktur teks resensi

  1. Identitas dalam resensi mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran buku. Bagian ini mungkin saja tidak dinyatakan secara langsung, seperti yang tampak pada teks ulasan film dan lagu.
  2. Orientasi. Bagian ini biasanya terletak di paragraf pertama, yakni penjelasan tentang kelebihan buku seperti penghargaan yang pernah didapatkan oleh buku yang diresensi.
  3. Sinopsis, berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi novel.
  4. Analisis, berupa paparan tentang keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan, dan alur.
  5. Evaluasi, berupa paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.

Jenis-Jenis Resensi

Resensi dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu:

1. Resensi informatif

Resensi informatif adalah resensi yang disampaikan dengan singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.

2. Resensi deskriptif

Resensi deskriptif adalah resensi yang membahas secara detail pada setiap bagian atau babnya.

3. Resensi kritis

Resensi kritis merupakan sebuah resensi yang mengulas detail buku menggunakan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi kritis biasanya objektif dan kritis dalam menilai isi buku.



Senin, 24 Mei 2021

PUISI

 

A.Pengertian Puisi

Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan. Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.


B.Jenis dan Ciri-ciri Puisi

Puisi terdiri atas puisi lama dan puisi modern. Puisi lama umumnya anonim atau tidak diketahui penyairnya. Puisi lama memiliki ciri terikat pada beberapa kiteria, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah kata tiap baris, rima atau persamaan bunyi, dan irama. Puisi lama dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain pantun, syair, talibun, mantera, dan gurindam.

 

1.    Mantera merupakan jenis puisi paling lama yang diciptakan dalam kepercayaan animisme untuk dibacakan dalam acara atau ritual kebudayaan. Mantera memiliki ciri yaitu menggunakan pemilihan kata dengan bunyi yang diusahakan berulang, menggunakan kata-kata yang tidak umum dalam kehidupan sehari-hari, dan menimbulkan efek bunyi yang bersifat magis.

2.    Pantun memiliki ciri bersajak a b a b, dengan tiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.

3.    Talibun terdiri atas sampiran dan isi yang lebih dari empat, serta selalu genap, seperti enam, delapan, sepuluh, dan dua belas.

4.    Syair merupakan puisi yang berlarik empat bait dan bersajak a a a a yang mengisahkan suatu hal.

5.    Gurindam terdiri atas dua baris, berirama sama a a. Baris pertama merupakan sebab dan baris kedua merupakan akibat.

 

 

Puisi modern adalah bentuk puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang umumnya digunakan dalam puisi lama. Puisi modern atau puisi bebas muncul pada angkatan 45, yang dipelopri oleh Chairil Anwar. Puisi modern tidak mengutamakan bentuk atau banyak baris dalam satu bait dan irama atau persajakan, tetapi lebih mengutamakan pada isi puisi itu sendiri. Puisi modern memiliki ciri sebagai berikut.

§  Mempunyai unsur humanisme universal atau sudah terbuka untuk menerima pengaruh dari segala penjuru dunia.

§  Realis dan terimbas unsur naturalis

§  Menyampaikan maksud dengan penghematan kata serta menghadirkan perbandingan-perbandingan membayang dan berkesan.

§  Menggunakan perbandingan visual secara jelas sampai pada bagian-bagian di balik kenyataan.

§  Menunjukan sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan dalam masyarakat akibat pergolakan.

§  Menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari

§  Tidak mengutamakan tipografi bahkan tidak lagi memperhatikan bunyi (rima) dalam baris dan baitnya.

§  Unsur utama yang harus selalu diperhatikan dalam pembacaan puisi modern adalah lafal, intonasi, dan ekspresi.

 

 

C. Struktur Puisi

Struktur karya sastra puisi mencakup struktur fisik dan struktur batin.

 c1. Struktur Fisik

Struktur fisik puisi adalah media untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair. Struktur fisik meliputi hal-hal berikut.

§   Diksi, adalah pilihan kata yang digunakan agar memiliki kesan indah dan dapat menyampaikan maksud penyair.

§  Pencitraan, adalah susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Hal ini membuat pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.

§  Majas, adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau hal lain. Majas atau bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik atau memiliki banyak makna.

§  Rima, adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Persamaan bunyi memberikan kesan merdu, indah, dan mendorong suasana yang dikehendaki oleh penyair. Rima tersebut dapat berupa pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan (aliterasi), persamaan bunyi vokal dalam deretan kata (asonansi), dan persamaan bunyi yang terdapat di setiap akhir baris.

§  Ritma, berkaitan dengan rima, bunyi, kata, frasa, dan kalimat pada puisi. Dalam ritma mucul bunyi tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalir secara teratur dan berulang sehingga membentuk keindahan.

§  Tipografi puisi berbentuk bait-bait yang bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris.

 

 

c2. Struktur Batin

Ada empat unsur batin puisi, yaitu tema, perasaan, nada atau sikap, dan amanat.

§  Tema

Sebuah puisi tentunya memiliki tema yang melingkupi keseluruhan puisi. Menurut Herman J. Waluyo (1987: 106) tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi. Oleh sebab itu, untuk menafsirkan tema dalam sebuah puisi haruslah ditafsirkan secara utuh.

§  Perasaan

Perasaan penyair dalam menciptakan puisi ikut diekspresikan dan dihayati pembaca. Hal ini karena tema yang sama dapat dituturkan penyair secara berbeda dan hasil puisi yang diciptakan pun berbeda.

§  Nada dan suasana

Nada dalam puisi disesuaikan dengan isi yang hendak disampaikan, baik itu berupa nasihat, kritik, sindiran, ungkapan perasaan, atau hanya berupa cerita. Sering kali puisi bernada santai seperti dalam puisi-puisi mbeling. Kemudian, suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau psikologis yang ditimbulkan terhadap pembaca. Nada dan suasana saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Misalnya, nada duka dapat menimbulkan suasana iba bagi pembaca.

§  Amanat (pesan)

Kita dapat menelaah amanat dalam suatu puisi jika telah memahami tema, rasa, dan nada pada puisi tersebut. Amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau pendengar puisi. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan berada di balik tema yang digunakan.

 

Tarian Pena (Virginia C.C. Pomantow)

Sumber gambar cerpen : Buku Bahasa Indonesia