Minggu, 11 November 2018

GURINDAM 12 Karya Raja Ali Haji




Pasal I


Barang siapa mengenal yang empat,
maka dia itu lah orang ma' rifat.
Barang siapa mengenal  Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan Yang Bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah dia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah dia dunia melarat.

Pasal II

Apabila terpelihara mata,
sedikit cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
kabar yang jahat tidaklah damping.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan,
tangan dari segala berat ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

Pasal III

Hati itu kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun rubuh.
Apabila dengki telah bertanah,
datanglah dari padanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikit pun berbuat bohong,
boleh di umpamakan mulutnya pekong.

Pasal IV

Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tidak bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah dapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tidaklah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tidaklah ia menyempurnakan janji.

Pasal V

Jika hendak mengenal orang yang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang yang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat kepada ketika bercampur dengan orang ramai.

Pasal VI

Cari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi.

Pasal VII

Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak bersuka-suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan akan sesat.
Apabila anak tiada dilatih,
jika besar bapaknya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.

Pasal VIII

Barang siapa khianat kepada dirinya,
apa lagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan kau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Pasal IX

Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya punggawa.
Kebanyakan orang muda-muda,
di situlah setan tempat tergoda.
Adapun orang tua yang hemat,
setan tak suka membuat sahabat.
Jika orang muda kuat berguru,
dengan setan jadi berseteru.

Pasal X

Dengan bapak jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah alpa,
supaya malu jangan menimpa.
Dengan kawan hendaklah adil,
supaya tangan jadi kepil.

Pasal XI

Hendaklah berjasa
kepada yang sebangsa.
Hendak jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendaklah dimalui,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Pasal XII

Raja bermufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagar duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil kepada rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.

Satukan Perbedaan Kita Junjung Kebersamaan

Judul: satukan perbedaan kita junjung kebersamaan.

Satu nusaku satu bangsaku
Indonesia...
Berbagai suku bangsa bernaung padamu
Beragam pernak pernik budaya menghiasmu
Tanah airku..

Hijau...
Sejauh mata memandang
Sejuk...
Ketika kulepas penatku
Namun bergetar jiwaku
Terkoyak hatiku
Tak kudapatkan kesejahteraan dan kedamaian

Dibalik gagahnya sang garuda
Ternyata banyak tikus tikus berdasi yang menggerogoti bangsaku
Orang pikir negeri ini sudah merdeka
Kau pikir siapa yang merdeka
Apakah pemimpin bangsa ini?
Atau para pejabat tinggi?
Oohh biar ku tebak
Mungkin tikus tikus berdasi itu

Bangsa ku ini kaya
Kaya akan budaya
Kayak akan hasil bumi
Dan yang terlihat nyata
Kita kaya akan orang orang yang tangguh tuk gapai sebuah perubahan

Wahai saudaraku..
Apakah bangsa ini layak dikatakan bangsa yang satu
Bangsa yang merdeka
Bangsa yang kuat
Kalau masih ada diantara kita
Yang saling menghina
Saling membakar
Dan saling membunuh saudara mereka sendiri
Dimana letak kebhinekaan kita
Dimanaaa dimanaaaa....

Wahai saudaraku..
Satu dua tiga bahkan empat pijar bintang tampak lah tak indah
Keindahan bintang didapatkan dari bersatunya bintang bintang malam

Wahai saudaraku...
Ingatlah kita satu
Indonesia...
Sang merah putih telah anggun berkibar
Bertanda kemerdekaan itu nyata

Wahai saudaraku...
Genggam erat saudaramu
Busungkan dadamu
Satukan tekadmu
Mari bersama kita berkata
Indonesia....
Satukan perbedaan kita junjung kebersamaan..

Karya
Rocky Fernandes
Kelas  X AK
SMKN 44 Jakarta
Juara 1 FLS2N DKI Jakarta tahun 2018


Tarian Pena (Virginia C.C. Pomantow)

Sumber gambar cerpen : Buku Bahasa Indonesia